10 Kuliner Khas Palembang yang tak boleh dilewatkan!
1. Pempek
Mungkin tidak usah ditanya lagi ya. Pempek adalah ikon kota Palembang, mungkin jauh lebih populer daripada jembatan Ampera. Pempek adalah kuliner khas palembang yang menjadi makanan sehari-hari disini. Di warung manapun, pasti olahan ikan ini sudah tersedia di meja tanpa dipesan, untuk sekedar kudapan. Jangan kaget melihat orang palembang sarapan dengan “menghirup cuko” alias meneguk kuah pempek yang terbuat dari gula aren, cabai, bawang, dan asam ini.
2. Tekwan
Tekwan mirip pempek namun ia tak digoreng, tapi direbus. Disajikan dengan kuah bening seperti sup dan biasanya disajikan dengan berbagai pelengkap seperti soun, jamur kuping, dan irisan bengkuang.Tekwan ini adalah “bakso” orang Palembang.
3. Pindang
Pindang ini mirip tom yum. Sup ikan asam, pedas, manis, dan segar ini pasti akan menambah selera makan kita. Pindang bisa memakai ikan patin, ikan gabus, ataupun tulang iga. Semangkuk pindang patin hangat dan nasi adalah ide makan siang yang saya rekomendasikan. Kuliner khas palembang ini bisa ditemukan dimana-mana, tapi yang cukup terkenal adalah warung mbok War yang berada di atas perahu di dekat jembatan Ampera.
4. Mie Celor
Mie Celor adalah mie yang disajikan dengan kuah santan kental yang dicampur dengan kaldu udang dan sayuran toge yang sedikit sekali. Mie khas palembang ini biasa disantap waktu sarapan. Mie nya tebal seperti udon dan kuahnya sangat gurih. Hati-hati kolesterol hehe.
Mie Celor yang saya coba adalah Mie Celor 26 Ilir yang berlokasi di Jl. KH Ahmad dahlan.
5. Martabak Har
Martabak khas palembang ini mirip seperti martabak telur. Namun kuahnya bukanlah cuko. Kuah martabak har adalah kuah kari yang punya rasa rempah kuat, serta dicampur kentang dan daging. Telur di Martabak Har tidak dicampur di dalam martabak, melainkan dibalut bersama kulit martabak. Cara memakannya martabak tidak dicocol ke kuah, tapi disiram langsung saat masih panas. Ada sekitar 8 cabang Martabak Har di palembang, jadi tak sulit menemukannya.
6. Laksan, Burgo, dan Celimpungan.
Laksan adalah pempek lenjer yang direbus dan diberi kuah santan (lagi-lagi santan haha!). Penampakannya seperti lontong sayur, tapi tetap saja
Yang bulat kiri bawah adalah celimpungan , yang kiri atas adalah burgo, yang tengah adalah laksan, dan yang kanan bawah adalah ragit. Mereka semuanya mirip, terbuat dari tepung beras dan olahan ikan. Dengan kuah kari yang rasanya mirip-mirip. Silakan pilih kuahnya mau yang agak manis, agak pedas, atau gurih saja.
*brb cek timbangan*
7. Tempoyak
Tempoyak adalah sejenis sambal yang dibuat dari fermentasi durian. Rasanya asam dan punya aroma durian. Foto diatas adalah semacam pepes ikan patin yang dicampur sambal tempoyak. Selera sih, kalau saya kurang cocok dengan aroma tempoyak ini. Pak Latif, guide saya bilang, “Wah kalau saya pakai nasi, kerupuk, dan tempoyak saja sudah bisa makan!”
Ampun pak..
8. Lenggang
Lenggang masih keluarga pempek. Cara membuatnya adalah pempek lenjer dipotong-potong dan dicelupkan ke telur, biasanya telur bebek. Lenggang bisa digoreng atau dipanggang. Lenggang bisa dimakan langsung atau dengan kuah cuko. Lenggang yang saya coba adalah di Pempek Saga Sudi Mampir di Jalan Merdeka, persis depan kantor Walikota Palembang. Disana juga kamu bisa beli oleh-oleh pempek yang sudah dibungkus khusus oleh-oleh.
Siap-siap pesawat yang take off dari palembang bau cuko semua.
9. Munggahan
Munggahan bukanlah jenis makanan. Ia adalah cara makan. Munggahan biasanya disajikan saat resepsi pernikahan khas tradisional palembang. Dalam munggahan, kita harus duduk lesehan melingkari makanan sebanyak delapan orang. Makannya dengan tangan. Menu yang pasti ada adalah nasi minyak, mirip nasi kebuli. Kemudian ada gulai kambing, kari ayam, dan sayuran yang diberi bumbu kacang. Tak lupa acar kedondong yang segar jadi penetralisir lemak yang sedang kamu tumpuk itu.
No comments:
Post a Comment